Showing posts with label Boyolali. Salatiga. Show all posts
Showing posts with label Boyolali. Salatiga. Show all posts

Faktor yang Mempengaruhi Mutu Beton Paving Block & Batako



Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kekuatan serta mutu beton dari Paving Block dan Batako. Kekuatan beton tergantung pada perbandingan adukan dan disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Penggunaan yang berbeda membutuhkan kekuatan beton yang berbeda pula. Salah satu syarat utama dari produk Beton ( Paving block dan batako ) yang berkualitas yaitu Kekuatan Beton. Produk Beton haruslah cukup kuat untuk menahan tekanan secara aman pada setiap faktor keamanan. Tidaklah ekonomis membuat beton lebih kuat dari yang dibutuhkan, tetapi kekuatan minimum harus dapat terpenuhi serta memiliki kualitas mutu beton standar SNI.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu beton dari produk Paving Block dan Batako :
1) Semen
Mutu semen merupakan faktor penting yang mempengaruhi kebutuhan dasar beton. Semen haruslah baru dan tidak bergumpal. Di beberapa daerah di Indonesia, Semen Tiga Roda masih dianggap sebagai semen dengan mutu terbaik yang ada dan sangat baik apabila digunakan sebagai bahan baku untuk beton paving blockataupun batako.
2) Perbandingan Air – Semen
Perbandingan jumlah minimum air dan berat semen, perlu diketahui konsistensi dan kemampuan kerja adukan beton yang diinginkan yang disebut perbandingan air – semen. Kekuatan beton menurun dengan menurunnya perbandingan air – semen. Hal ini disebabkan penambahan air setelah penguapan akan meninggalkan kekosongan yang sangat kecil. Semakin banyak kekosongan pada beton, maka akan semakin tidak kuat.
3) Bahan Baku
Pasir dan kerikil harus bebas dari dedaunan, rumput dan benda-benda asing. Pasir haruslah agak kasar dengan ukuran partikel mulai dari ukuran debu hingga 5 mm. Kerikil bersih dengan ukuran 26,5 mm, 19 mm atau 9,2 mm dapat digunakan untuk beton. Ukuran kerikil 26,5 mm dapat digunakan untuk bagian yang tebal seperti pondasi, slop dan lantai untuk industri yang lebih dari 120 mm. Kerikil 19 mm dapat digunakan untuk lantai, jalan setapak, jalan raya. Kerikil 13,2 mm atau 9,5 mm dapat digunakan untuk bagian beton yang tipis, seperti slop tipis, beton pra cetak dengan ketebalan mulai dari 40 mm –50 mm.
4) Kehalusan Kerikil halus
Kekuatan beton akan menurun dengan semakin halusnya kerikil halus. Hal ini disebabkan kerikil halus membutuhkan lebih banyak semen yang digunakan yang mempengaruhi keseluruhan adukan.
5) Mesin Cetak produksi Khusus untuk produk Paving Block, peralatan mesin cetak produksi juga dapat menentukan kekuatan beton yang dihasilkan. Semua bergantung pada kemampuan mesin tersebut memberikan tekanan pada proses pencetakan paving block. Pada umumnya di Indonesia terdapat 3 jenis Paving Block bila dibedakan dari alat dan proses produksinya, yaitu Paving BlockPress Tangan, Paving Block Press Mesin Vibrasi dan Paving BlockPress mesin Hidrolik. ( baca artikel: Jenis-jenis Paving Block Standar SNI )

Rahasia Paving Kuat dan Tahan Lama

PAVING Specialis di Solo – Sragen – Karanganyar – Sukoharjo – Solo Baru

Paving adalah salah satu material perkerasan atau penutup permukaan tanah yang biasa dipasang di  carport atau halaman belakang rumah. Karena harus mampu menahan beban yang ada di atasnya, maka  pemasangan paving harus kuat dan rapi. Bila tidak, paving akan mudah terlepas atau permukaannya  menjadi tidak rata lantaran sebagian tanah di bagian bawahnya turun atau bergeser.
Setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan paving, yaitu pengisi celah dan  fondasi di sekeliling paving.

Pasir Pengisi Celah
Paving termasuk konstruksi  fleksibel. Hubungan antarpaving tidak membutuhkan bahan ikat, melainkan cukup menggunakan pasir.  Material seperti ini sering juga disebut dengan istilah unbond material. Lebar celah antarpaving  sebaiknya sekitar 2-4 milimeter. Ukuran celah yang terlalu lebar akan menyebabkan pasir pengisi  mudah keluar (shucking) dan paving bergeser.

Idealnya, pasir yang digunakan untuk  mengisi celah antarpaving memiliki butiran pasir yang tajam (lolos ayakan 2,4 milimeter), kadar air  maksimal sekitar 5 persen, dan kadar lumpur maksimal 10 persen. Hal ini bertujuan agar air yang  mengalir di atasnya bisa meresap ke dalam tanah.

Usahakan pasir ini hanya mengisi 1/2  dari ketebalan paving. Jangan sampai pasir mengisi hingga ke dasar tanah. Rongga sisanya diisi oleh  pasir yang digunakan sebagai alas peletakan paving (lihat gambar: ketinggian pasir).
Pasir yang digunakan sebagai alas peletakan memiliki persyaratan yang hampir sama dengan pasir  untuk pengisi celah. Hanya saja, butiran pasirnya maksimal lolos ayakan 9,6 milimeter.
Bingkai sebagai fondasi
Di samping rekatan pada sambungan paving, kekuatan paving juga  dipengaruhi kondisi tanah sebagai alas peletakannya. Perubahan dan pergerakan struktur tanah bisa  menyebabkan paving bergeser sehingga permukaan paving tidak rata satu dengan yang lain.
Dalam fungsinya, paving harus mampu menahan gaya horizontal dan gaya vertikal; keduanya  disalurkan langsung ke dalam tanah. Gaya vertikal biasanya terjadi berkaitan dengan naik turunnya  paving setelah dipasang. Salah satunya disebabkan tanah bagian bawah mengalami penurunan atau  pergeseran.

Idealnya, lapisan permukaan tanah harus keras dan padat supaya paving  mampu menahan beban sehingga tidak melendut ke bawah. Hanya saja, bila fungsi perkerasan ini untuk  jalan setapak di taman, paving bisa langsung diletakkan pada tanah yang tidak terlalu padat asalkan  permukaannya rata.

Sedangkan gaya horizontal disebabkan karena adanya tekanan dari  atas yang dapat mendorong paving bergeser. Untuk menahan gaya horizontal, paving-paving ini perlu  diberi pondasi sebagai “bingkai” sehingga seolah-olah bagian sisi terluar paving dikelilingi oleh  pondasi ini. Permukaan pondasi ini rata dengan permukaan paving.

Dengan adanya  fondasi yang mengelilingi ini, paving dapat ditahan secara horizontal bila ada desakan dari atas  atau samping kiri/kanan. Fondasi bingkai ini dapat dibuat dari beton pracetak atau dari pasangan  bata yang diplester.

Nah, dengan memerhatikan dua hal tersebut diharapkan paving  dapat terpasang rapi dan kuat.

Penulis: Rita Laksmitasari
Dosen Luar Biasa  Teknik Arsitektur Universitas Trisakti, Jakarta

Sumber : Kompas